Kediri, KORANMEMO.COM - Budidaya tanaman tembakau dinilai cocok dan berpotensi untuk berkembang di Kabupaten Kediri.
Tanaman tembakau di Kabupaten Kediri kini luasnya mencapai 600 hektar dan berkembang di lima kecamatan, seperti Mojo, Semen, Banyakan, Grogol dan Tarokan.
Cuaca panas seperti saat ini, dinilai sangat cocok untuk budidaya tembakau.
Karena mulai proses tanam hingga masa panen, termasuk masa perajangan hingga penjemuran sangat membutuhkan cuaca panas.
Baca Juga: Pengumuman PPPK Diundur, Pemkab Ponorogo Sediakan Formasi Penyandang Disabilitas dan Honorer
Demikian dikatakan Tri Hadi Mulyono SP,MMA, Sub Koordinator Perbenihan,Perlindungan dan Tanaman Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri.
Dijelaskannya, musim tanam tembakau dimulai akhir Mei dan masa panen dimulai awal Agustus dan berakhirnya produksi sebelum musim hujan.
“Pentingnya saat masa panen sebelum musim hujan tiba, karena tembakau butuh cuaca panas dengan sinar mata hari penuh untuk percepatan pengeringan. Maksimal dua hari tembakau yang dijemur sudah kering dan dilakukan perajangan,” jelasnya.
Ditambahkan Hadi, capaian produksi tembakau di tahun 2022 sekitar 1,1 ton perhektare.
Baca Juga: Target 10 Besar Kabupaten Jombang di Poprov Jatim Mbleset, Malah Turun di Peringkat 21
Sedangkan target produksi tembakau di Kabupaten Kediri tahun 2023 naik mencapai 1,25 ton perhektare lebih.
“Sebenarnya capaian tingkat produksi tembakau 2023 baru bisa diketahui setelah akhir tahun,” jelasnya.
Dijelaskan Hadi, di Kabupaten Kediri terdapat 550 petani tembakau yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) tembakau.
Mereka juga bergabung dengan poktan lainya. Sementara Dispertabun melakukan pendampingan berkelanjutan agar tembakau tumbuh kembang dengan baik dan berkualitas.
Baca Juga: Malam-malam, Warga Ponorogo Ini Temukan Hewan Langka