Tagih Janji Pemkab Ponorogo, Warga Blokade Pintu Masuk TPA Mrican

- Selasa, 21 Maret 2023 | 11:24 WIB
F-pon-blokade : Pintu masuk TPA Mrican yang diblokade warga menggunakan batu
F-pon-blokade : Pintu masuk TPA Mrican yang diblokade warga menggunakan batu
Ponorogo, KORANMEMO.COM - Akses masuk menuju tempat pembuangan akhir (TPA) Mrican, Jenangan diblokade warga setempat menggunakan batu. 
 
Akibatnya sejumlah sampah dibiarkan menumpuk di pintu masuk TPA.

Pemblokadean ini merupakan aksi lanjutan dalam demonstrasi yang digelar mahasiswa PMII dan warga sekitaran TPA pada Senin (20/3/2023) kemarin. 
 
Warga kesal karena dalam aksi demo yang sempat diwarnai kericuhan tersebut tidak membuahkan hasil.

 
Salah satu warga setempat, Ibnu Atokillah mengaku kondisi sampah di TPA Mrican tersebut sudah menyebabkan berbagai persoalan mulai: kesehatan, pertanian dan pencemaran lingkungan.

"Dampaknya banyak sekali, mulai kesehatan, warga banyak yang gatal gatal, belum lagi pertanian tercemar lahannya, belum lagi tanamannya rusak dan gagal panen, hasilnya menurun drastis," ungkap Atok, saat diwawancarai KORANMEMO.COM, Selasa (21/3/2023).

Selain itu, warga juga menuntut realisasi yang dijanjikan pemerintah sejak setahun lalu.
 
 
Saat itu, pemkab Ponorogo berjanji akan membangun talud penahan sampah serta pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). 
 
Namun hingga kini belum ada tanda tanda akan dibangun.

"Menuntut janji dari Pemkab ternyata gak ada bukti tersebut hingga kini, baik pembangunan talud dan IPAL," bebernya. 

Penutupan TPA Mrican tetap akan dilakukan sementara waktu hingga warga mendapatkan kejelasan tuntutan yang telah disampaikan sebelumnya. 
 
"Kami tetap akan blokade hingga ada realisasi yang jelas," ancamnya.

Sementara itu, Adi Purnomo Sidik Kepala Desa Mrican mengakui bahwa kondisi sampah di TPA Mrican sudah dalam kapasitas overload.
 
 
Dirinya juga tidak menampik bahwa kondisi tersebut juga mencemari lingkungan yang menyebabkan masalah kesehatan dan pertanian bagi warganya.

"Dampak ke lingkungan yaitu air lindi mengalir ke air tanah warga menyebabkan kerugian pada petani, habitat air hewan hewan tidak bisa hidup, penyakit jelas, saya yakin ada penyakit jangka panjang," jelasnya.

Lebih lanjut, Adi juga tidak bisa berbuat banyak dengan aksi yang dilakukan oleh warganya.
 
Pun persoalan tersebut saat ini sudah mencapai puncaknya.
 
"Akan saya komunikasikan lagi dengan warga adanya penutupan ini tentu ada sisi positif dan negatifnya," tandasnya.

Reporter : Sony Dwi Prastyo 
Editor Achmad Saichu

Editor: Koran Memo

Tags

Terkini

X