• Minggu, 24 September 2023

Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Trenggalek ‘Investasi’ SDM Unggul

- Kamis, 25 Mei 2023 | 14:40 WIB
Novita Hardini saat bercengkerama dengan para pelajar di Trenggalek (angga/memo)
Novita Hardini saat bercengkerama dengan para pelajar di Trenggalek (angga/memo)
 
 Investasi SDM itu menjadi salah satu langkah strategis pemerintah untuk mengentaskan problematika yang utamanya dilatarbelakangi faktor kemiskinan.
 
 Pasalnya faktor kemiskinan tak lepas dari pengaruh kualitas jenjang pendidikan sekolah.

“Untuk itu perlunya mendorong anak berkualitas. Kalau anak tidak berkualitas, kapan keluarga itu bisa sejahtera,” kata Ketua TP-PKK Trenggalek, Novita Hardini saat menyambangi lembaga pendidikan di Desa Pucanganak Kecamatan Tugu.
 
Baca Juga: PT Gudang Garam Tbk. Meriahkan Surabaya Vaganza 2023 Usung Tema Puspawarni Topeng Panji Tanah Jawi

Untuk meningkatkan kualitas jenjang pendidikan itu, pemerintah telah melakukan sejumlah terobosan.
 
 Diantaranya adalah gerakan kembali belajar dengan menggandeng UNICEF pada anak tidak sekolah hingga bantuan jenjang pendidikan pada anak putus sekolah.
 
 Pihaknya mencatat, setidaknya sebanyak 150 anak berbagi jenjang pendidikan disekolahkan untuk meminimalisir potensi putus sekolah.

“Yang disekolahkan itu mulai dari tingkat SMA hingga sekolah dasar. Meskipun masih terbatas, kami berharap dengan perjuangan dan kolaborasi bersama kedepannya upaya ini bisa berjalan maksimal,” imbuhnya.

Novita menyebut ada banyak hal yang melatarbelakangi kasus anak putus sekolah. Mulai dari faktor ekonomi hingga sosial budaya. 
 
 
Soal ekonomi, selain bantuan, perbaikan jenjang pendidikan itu sebagai upaya jangka panjang untuk meningkatkan taraf perekonomian. 
 
Dengan jenjang pendidikan yang mumpuni, diharapkan berbanding lurus dengan potensi pendapatan yang akan dihasilkan.

“Selain itu, di Trenggalek masih ada anggapan bisa makan sudah cukup meskipun tidak sekolah. Kita berupaya untuk memerangi ini, karena kalau anak tidak berkualitas kapan keluarga itu berdaya,” ujarnya.

Ikhtiar itu mulai membuahkan hasil. Kasus anak putus sekolah menurun. 
 
Indikasi itu terlihat dari jumlah pengajuan dispensasi nikah berdasarkan catatan pengadilan agama setempat. 
 
Tahun 2021, pengadilan agama setempat memutus 380 perkara dispensasi nikah, sementara tahun 2022 sebanyak 273 perkara.
 
Baca Juga: 90 Barang Senilai Rp 16,9 Miliar Hasil Sitaan Kanwil DJBC Jatim 1 Dilelang

Berdasarkan catatan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), married by accident menyumbang prosentase kecil dalam angka dispensasi nikah itu. 
 
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi, diantaranya adalah soal ekonomi. 
 
Padahal pernikahan anak memiliki banyak potensi mulai dari stunting hingga menyumbang angka kemiskinan. 
 
Untuk itu, kualitas aspek pendidikan jadi prioritas.
 
Baca Juga: Harga Telur Naik Bikin Produsen Kue Bingung, Ini Siasat Yang Mereka Lakukan

“Kalau kita mau mengentaskan kemiskinan ekstrem, ingin menyejahterakan masyarakat, maka harus perhatikan anak-anaknya,” pungkasnya.

Reporter   : Angga Prasetya

Editor      : Achmad Saichu

Editor: Koran Memo

Tags

Terkini

X