• Sabtu, 30 September 2023

Menyongsong Hari Jadi ke-454, Bupati Lamongan Ziarah ke Makam Leluhur

- Kamis, 25 Mei 2023 | 15:01 WIB
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Wakil Bupati Abdul Rouf bersama Forkopimda ziarah ke makam leluhur Lamongan (Suprapto/memo)
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Wakil Bupati Abdul Rouf bersama Forkopimda ziarah ke makam leluhur Lamongan (Suprapto/memo)

Lamongan, KORANMEMO.COM - Dalam rangka menyambut perayaan Hari Jadi Lamongan yang ke-454, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, bersama dengan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Lamongan, melaksanakan ziarah ke makam leluhur Lamongan.

Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan fisik dan pembangunan lahir batin masyarakat Lamongan dalam upaya merajut harmonisasi demi terciptanya Lamongan yang berkeadilan.

"Kita memulai perayaan Lamongan yang telah mencapai usia ke-454 dengan melakukan ziarah ke makam tokoh-tokoh pendahulu. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat menjadikannya sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan fisik dan non-fisik, khususnya dalam membentuk kehidupan batin dan spiritual masyarakat. Karena pembangunan yang utuh adalah pembangunan yang mencakup baik aspek fisik maupun batin," ungkap Bupati yang akrab disapa Pak Yes saat berziarah di Makam Mbah Sabilan, Mbah Punuk, dan Mbah Lamongan yang terletak di Kelurahan Tumenggungan, Kecamatan Lamongan, Kamis (25/05/2023).

Pak Yes sapaan akrab Bupati Lamongan menegaskan bahwa perjuangan yang telah dilakukan oleh para pendahulu Kabupaten Lamongan patut diteladani dan harus menjadi sumber motivasi bagi generasi selanjutnya agar semakin meningkatkan kemaslahatan bagi masyarakat Lamongan.

Baca Juga: Digelontor Rp 6,3 Miliar, Pemkab Ponorogo Akan Face Off Ruas Jalan Ini

"Kita harus mengambil teladan dan memanfaatkan jasa para leluhur dalam menciptakan kejayaan Lamongan yang berkeadilan dan semakin megah," tegas Pak Yes.

Riwayat penentuan tanggal hari Jadi Lamongan sendiri diambil dari hari diwisudanya Rangga Hadi atau yang bergelar Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang dilakukan dalam pasamuan agung di tahun 976 H tepatnya pada Hari Kamis Pahing tanggal 10 Dzulhijjah 976 H atau bertepatan dengan 26 Mei 1569 Masehi.

Sebutan Mbah Lamong untuk Rangga Hadi terdapat sejarah tersendiri yakni berasal dari kata dalam Bahasa Jawa "Ngemong" yang berarti mengayomi dalam menyebarkan ajaran agama, mengatur pemerintahan, dan kehidupan masyarakat di Kawasan Kenduruan, karena beliau merupakan santri Sunan Giri.

Begitupun dengan Mbah Punuk, dan Mbah Sabilan, keduanya merupakan tokoh penting dalam sejarah Lamongan.

Mbah Sabilan yang hingga saat ini belum diketahui nama aslinya sangat erat kaitannya dengan tradisi calon pengantin perempuan yang melamar calon pengantin laki-laki di Lamongan.

Baca Juga: Dihempas Badai Saat Cuaca Buruk, Sebanyak 12 Nelayan Indonesia Terdampar di Australia

Tradisi tersebut diambil dari kisah putri Adipati Wirasaba, Dewi Andanwangi dan Andansari, jatuh hati pada kedua putra Raden Panji Puspa Kusuma, yang melamar adalah pihak perempuan.

Mbah Sabilan juga merupakan seorang patih atau panglima perang dari adipati ke-3 Lamongan Raden Panji Puspa Kusuma ayah dari Raden Panji Laras dan Panji Liris sekitar tahun 1640-1665.

Beliau diberi nama Mbah Sabilan karena meninggal sebagai sabilillah di medan perang.

Reporter Suprapto

Halaman:

Editor: Koran Memo

Tags

Terkini

Tabrak Truk Parkir, Pemotor di Lamongan Tewas di Jalan

Minggu, 24 September 2023 | 14:07 WIB
X