Harga Bahan Pokok di Trenggalek Mulai Stabil, Setelah Meroket Akibat Harga BBM Naik

- Kamis, 22 September 2022 | 17:05 WIB
Aktivitas jual beli di Pasar Basah Trenggalek  (angga/memo)
Aktivitas jual beli di Pasar Basah Trenggalek (angga/memo)

Trenggalek, koranmemo.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sejak beberapa pekan lalu berdampak terhadap harga sejumlah komoditas bahan pokok di Kabupaten Trenggalek.

Meskipun demikian, sejumlah komoditas bahan pokok di Kabupaten Trenggalek yang mengalami kenaikan seiring penyesuaian harga BBM, kini berangsur- angsur stabil dan cenderung turun.

“Beberapa bahan pokok sempat mengalami kenaikan beberapa hari setelah kenaikan harga BBM. Tapi sekarang sudah kembali turun, mendekati stabil,” kata salah satu pedagang Pasar Basah Trenggalek, Siti Fatimah, Kamis (22/9).

Baca Juga: Petugas PLN Gadungan Asal Jember Curi Jutaan Rupiah di Ponorogo, Sempat Konsultasi dengan Dukun

Dia menduga, stabilnya harga sejumlah bahan pokok yang sebelumnya naik itu ditengarai lantaran jumlah stok yang mencukupi.

Harga cabai rawit misalnya, sempat menyentuh angka Rp 80 ribu perkilogram seiring pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi pertalite dan solar.

“Saat ini stabil Rp 40 ribu perkilogram, harganya sama seperti sebelum BBM naik. Saat itu juga sekitar Rp 40 ribu per kilogram. Kondisi serupa juga terjadi pada cabai besar yang kini harganya Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu dari sebelumnya Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu,” imbuhnya.

Kondisi serupa juga terjadi pada harga telur ayam ras yang sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram, turun menjadi Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu perkilogram. Harga komoditas lainnya seperti bawang putih hingga sayur mayur juga stabil.

Baca Juga: Memasuki Musim Hujan, BPBD Kota Batu Petakan Daerah Rawan Bencana

“Kemarin harga bawang merah Rp 30 ribu per kilogram sekarang Rp 26 per kilogram. Bawang putih masih stabil di kisaran Rp 20 ribu per kilogram. Harga berbagai sayur mayur juga masih stabil,” kata Siti Fatimah.

Pihaknya menduga, turunnya harga sejumlah komoditas itu terjadi karena faktor stok melimpah seiring masa dan hasil panen sejumlah komoditas.

Ketersediaan barang itu berpengaruh terhadap ketersediaan barang. Kondisi itu berdampak terhadap peningkatan pendapatan para pedagang lantaran permintaan kebutuhan bahan pokok meningkat untuk keperluan hajatan.

Baca Juga: Sidang Kasus Korupsi BPNT, Mantan Kadinsos Kota Kediri Divonis Enam Tahun Penjara

“Mungkin bisa jadi karena itu. Soalnya sempat naik, turun lagi. Ini kan banyak kegiatan hajatan. Biasanya rata-rata sehari bisa menjual 40 kilogram per hari, saat ini bisa menjual hingga 80 kilogram per hari. Biasanya setiap musim nikahan selalu laris manis,” pungkasnya.

 

Halaman:

Editor: Koran Memo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X