Jombang, koranmemo.com - Misteri penemuan candi sebelum era Majapahit di Situs Mbah Blawu Jogoroto .
Hal ini menyusul proses ekskavasi situs Mbah Blawu di Desa Sukosari Kecamatan Jogoroto, telah selesai Sabtu (24/9) sore.
Selama 6 hari ekskavasi, tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jawa timur menggali 3 kotak dari 30 kotak gali yang sudah dibuat lokasi. Dari puluhan kotak gali, masing-masing ukurannya, yakni 4 meter persegi.
Sementara luas kawasan yang diekskavasi, tim hanya fokus di kawasan yang tak tertimbun tumpukan limbah, yakni di bagian selatan atau tengah dengan luas sekitar 120 meter.
Dari ekskavasi yang dimulai Senin (19/9) itu, selain berhasil menampakkan struktur diduga candi, tim juga menemukan sejumlah benda temuan lepas.
Baca Juga: Cafe Teras Tegal, Surga Tersembunyi di Puncak Brakseng Batu
Benda temuan lepas dimaksud diantaranya potongan gerabah, 3 fragmen koin, fragmen wadah, dan fragmen porselen.
Arkeolog BPK wilayah XI Jawa timur, Yuni Atmi menyebutkan, dugaan sementara ini, bangunan diduga candi tersebut dari kerajaan sebelum Majapahit.
"Kalau analisisnya kami belum bisa memastikan, hanya saja menyebutkan sementara, ini merupakan bangunan candi. Kalau dari struktur yang kita lihat itu, kemungkinan lebih tua daripada kerajaan Majapahit. Itu kami lihat dari bentuk dan ukuran batanya sendiri," ujar Yuni Atmi kepada wartawan, Sabtu (24/9) seusai ekskavasi.
Yuni Atmi menambahkan, selama ekskavasi, tim tidak menemukan pakem yang menonjol dari struktur ataupun bentuk di kawasan situs tersebut. Hanya saja, tim menemukan ukuran bata yang masih belum pernah didapatkan di era kerajaan Majapahit.
"Kalau bata di Majapahit itu, paling tebal ukurannya kita dapat 7 sentimeter. Sedangkan bata di sini kita dapatkan dengan ukuran ketebalan ukuran sampai 11 sentimeter," bebernya.
Baca Juga: Persaja Laporkan Alvin Lim, Kejari Nganjuk Banjir Dukungan
Disinggung arah hadap bangunan diduga candi, Yuni mengaku belum bisa memastikan. Sebab, struktur tangga dalam bangunan dimaksud masih belum terlihat utuh.
"Masih belum jelas arah hadapnya, apakah ke barat atau ke timur. Begitu juga dengan alirannya, kami masih belum bisa, karena ekskavasi ini masih yang sementara. Tapi kalau temuan di sekitar kawasan ekskavasi, yaitu Yoni sebenarnya sudah bisa. Akan tetapi Yoni tersebut belum kita ambil, kemungkinan di tahap ekskavasi selanjutnya," pungkasnya.
Reporter : Agung Pamungkas
Editor : Achmad Saichu