Trenggalek, KORANMEMO.COM - Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggelontor anggaran sebesar Rp 5,5 miliar untuk penanggulangan stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak.
Dana itu akan dialokasikan untuk intervensi stunting melalui pemberian makanan tambahan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil dan balita.
“Pemkab Trenggalek menganggarkan dana sebesar Rp 5,5 miliar untuk intervensi stunting melalui PMT (Pemberian Makanan Tambahan),” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, Sunarto.
Anggaran itu, lanjut Sunarto, dialokasikan di puskesmas masing-masing kecamatan untuk edukasi penurunan stunting hingga bantuan makanan tambahan untuk memenuhi aspek gizi ibu hamil dan balita.
Baca Juga: Resep Sup Kepala Ikan ala Chef Rudy Choirudin, Sedap, Gurih dan Segar, Silahkan Mencoba
Bantuan makanan tambahan itu akan diberikan khusus kepada ibu hamil dan balita yang dinilai butuh dilakukan intervensi stunting.
“Nantinya yang memasak adalah kelompok masyarakat yang ada ditunjuk di masing-masing desa, lalu dibagikan ke sasaran,” imbuhnya.
Praktisnya, cakupan gizi pada ibu hamil dan balita yang dilakukan intervensi stunting itu akan dipenuhi melalui bantuan makanan tambahan secara periodik sembari dilakukan pemantauan.
Untuk memenuhi aspek gizi itu, pemerintah setempat menganggarkan per orang Rp 16.500 untuk makanan tambahan balita dan Rp 21.500 untuk tambahan makanan ibu hamil.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Besok Jumat 20 Januari 2023: RCTI, GTV, Trans 7 Lengkap
“ini diberikan setiap hari selama 90 hari. Kemudian setelah itu dilakukan evaluasi, kalau masih belum mentas dari stunting akan diberikan kembali,” pungkasnya.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menambahkan, intervensi stunting itu dilakukan untuk mewujudkan target zero stunting di Bumi Menak Sopal.
Target itu sejalan dengan angka prevalensi stunting Trenggalek yang terus mengalami penurunan saban tahunnya. Tahun 2018-2019 angka stunting Trenggalek berada di angka 30 persen dan turun menjadi 8-11 persen pada 2022.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forkopimda tahun 2023 di Sentul International Convention Center Bogor, Selasa (17/1) yang menargetkan pada tahun 2024 jumlah bayi stunting di Indonesia berada di bawah 14 persen. Untuk Trenggalek laju stunting ini kita tekan terus supaya tidak bertambah,” kata Mas Ipin.
Artikel Terkait
Targetkan Kasus Stunting 2024 Turun di Bawah 14 Persen, Ini Yang Dilakukan Pemkab Trenggalek
Cegah Stunting, Bunda Fey Kunjungi Ibu Hamil Risiko Tinggi dan Balita dalam Kondisi Khusus
Bebas dari Tahanan Mau Kemana? Rutan Kelas II B Trenggalek Memberi Solusi lewat Moling Napas Rugale
Donasi Balita Tertembak di Trenggalek Terkumpul Separuh Target, Rp 82 Juta Disalurkan
149 Kades di Trenggalek Ikut Suarakan Aspirasi Revisi UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 di Jakarta
Tuntaskan Program Sadewa, Trenggalek Dampingi Pengembangan 30 Desa Wisata
Antisipasi Penyebaran Penyakit LSD, Ini Yang Dilakukan Terhadap 2000 Sapi di Trenggalek
Pemkab Trenggalek Memetakan Berbagai Potensi Gangguan Yang Bisa Menghambat Pembangunan Fisik