Trenggalek, KORANMEMO.COM - lalu lintas ternak luar daerah yang masuk ke wilayah Kabupaten Trenggalek diperketat.
Pengetatan lalu lintas ternak itu dilakukan sebagai langkah antisipatif penyebaran wabah Lumpy Skin Disease (LSD) yang sudah masuk ke wilayah Jawa Timur.
“Kami lakukan pengetatan lalu lintas ternak dengan lebih aktif ke lapangan, jemput bola mengantisipasi adanya penyakit itu,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani, Kamis (19/1).
Pengetatan pemantauan lalu lintas ternak itu, lanjut Ririn, dilakukan dengan aktif melakukan pemeriksaan administrasi hewan berasal, kondisi kesehatan hewan dan sosialisasi baik ke pedagang maupun calon konsumen di pasaran.
Selain itu Dinas Peternakan juga aktif melakukan pemeriksaan berkala di kandang-kandang ternak milik warga.
Baca Juga: Terpeleset dari Ketinggian 15 Meter Saat Panjat Pohon Kelapa, Petani Asal Bandung Tulungagung Tewas
“Kami tidak melakukan penyekatan di titik-titik masuk ke Trenggalek dan lebih proaktif ke lapangan. Karena penyekatan tidak efektif, soalnya ternak yang belum bergejala menampakkan kondisi sehat,” imbuhnya.
Ririn menambahkan, selain pengetatan lalu lintas ternak juga telah melakukan vaksinasi terhadap 2000 sapi perah sebagai langkah antisipatif wabah LSD.
Pola perawatan sapi perah menjadi pertimbangan sehingga sapi perah mendapat vaksin tahap pertama. Selain itu sebagian wilayah di Trenggalek merupakan daerah penghasil susu perah.
“Dapat jatah suntik sementara masih untuk sapi perah 2000 dosis, karena sistem pemeliharaan sapi perah-kan banyak dalam satu kandang dan sangat berdampak sekali daripada sapi potong. Nanti bertahap, ini masih diusahakan dari Provinsi untuk minta tambahan vaksinasi LSD ke Kementerian,” ujarnya.
Meskipun belum ada temuan kasus LSD di Trenggalek, Ririn menegaskan pihaknya akan terus getol melakukan sosialisasi.
Baca Juga: Tingkatkan Iman dan Taqwa , Polres Lamongan Gelar Binrohtal Bersama Para Tahanan
Sosialisasi itu diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga bisa mendeteksi sejak dini wabah penyakit LSD itu.
Sebab populasi sapi baik ternak maupun perah di Trenggalek cukup besar, menyentuh hampir 42.400 ekor.
“Diluar itu kami meminta kesadaran masyarakat itu sendiri. Misalnya untuk sementara waktu tidak membeli ternak dari luar wilayah. Apalagi yang belum vaksin, terutama dari Boyolali yang sentra sapi perah dan banyak kasus di sana,” kata Ririn.
Artikel Terkait
Jelang Laga Melawan Bhayangkara FC, Ini Pemain yang Diwaspadai Persik Kediri
Wuih Full Topping! Bakso Kartini Kediri Suguhkan Tetelan yang Melimpah, Harga Murah!
Diduga Karena Korsleting Listrik, Mini Bus milik warga Brengkok Kecamatan Brondong Lamongan Ludes Terbakar
Cari Makanan Mewah Ala Kaki Lima di Salatiga? Lentera Grill and Steak Jawabannya!
Karena Berbahaya, Dinkes Batu Larang Penjualan Jajanan Ciki Ngebul
Setubuhi Anak Tiri, Seorang Ayah di Kota Batu Dituntut 15 Tahun Penjara
Ratusan Kendaraan Pelat Merah Milik Pemkab Ponorogo Menunggak Pajak, Ini Penjelasan BPPKAD
Kunjungi Ponpes Wali Barokah, Kejati Jatim Ajak Santri LDII Sadar Hukum
Tingkatkan Iman dan Taqwa , Polres Lamongan Gelar Binrohtal Bersama Para Tahanan
Terpeleset dari Ketinggian 15 Meter Saat Panjat Pohon Kelapa, Petani Asal Bandung Tulungagung Tewas