Malang, KORANMEMO.COM - Mengantisipasi wabah Lumpy Skin Disease yang sudah merambah wilayah Jawa Timur (Jatim), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang memberi vaksin 37.440 ekor sapi perah dan potong.
Hal ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Malang agar wabah baru ini tidak menyerang ternak dan cepat tertangani, selain itu juga untuk mengantisipasi sebaran wabah.
Kepala DPKH Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo menyampaikan bahwa hingga saat ini di Kabupaten Malang belum ditemukan wabah Lumpy Skin Disease. Dia melakukan antisipasi melalui vaksin dengan sasaran sapi ternak dan pemberlakuan pembatasan di pasar hewan.
“Kabupaten Malang sementara ini masih aman. Karena yang kena itu baru Gresik, Blitar, sama Sidoarjo. Di beberapa wilayah juga masih belum banyak. Malang belum,” jelas Eko, Selasa (24/01/2023).
Baca Juga: Hadiri Pelantikan PPS, Bupati Jombang Ingatkan Mereka Jangan Main Mata dengan Parpol
Menurut Eko, vaksinasi dilakukan pada awal Januari 2023. Sebanyak 37.440 ekor sapi di wilayah Kabupaten Malang telah disuntik vaksin. Dari data yang ada, Eko mengatakan, hingga kini di Kabupaten Malang terdapat 317 ribu ekor sapi, yang terdiri dari 87 ribu sapi perah dan 230 ribu sapi potong.
“Sudah digencarkan vaksin ini tiap hari. Baik itu vaksin PMK yang dosis dua termasuk LSD,” ungkapnya.
Tak hanya mengantisipasi melalui gelaran vaksinasi, DPKH Kabupaten Malang juga memberlakukan pembatasan jumlah wilayah pada pasar hewan.
“Tidak menutup total, jadi maksudnya dibatasi,” tambahnya.
Baca Juga: Lantik Anggota PPS, Bupati Kediri Berpesan Jaga Marwah KPU Kabupaten Kediri
Eko menilai wabah PMK lebih berbahaya dibandingkan wabah LSD. Sebab, wabah PMK lebih tinggi resiko kematiannya. Meski demikian tetap tidak boleh menganggap remeh wabah tersebut.
Perlu diketahui, gejala wabah Lumpy Skin Disease ditandai dengan bentol-bentol pada kulit hewan ternak, menyerupai penyakit udun. wabah LSD bisa disebut cukup berbahaya bagi hewan ternak.
“Semua penyakit itu berbahaya. Cuma LSD kan nggak langsung ada kematian. Masih perlu waktu lama. Kalau PMK kan seminggu, atau dua hingga tiga hari langsung mati. Kalau LSD kan nunggu berbulan bulan bentol-bentolnya, kadang ada yang sembuh kok,” tutupnya.
Hal yang sama disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Malang, Didik Gatot Subroto. Menurutnya sejak ada virus PMK di Kabupaten Malang, pasar hewan belum dibuka secara normal. Pasar hewan hanya beroperasi satu kali dalam seminggu.
Artikel Terkait
Spot Kuliner Bakso dengan Tetelan Melimpah di Jogja, Pastinya Murah Meriah, Yuk Intip Lokasinya!
KPU Kota Batu Melantik 72 Anggota PPS, Berharap Kinerja Mereka Maksimal
Hadir dalam Tasyakuran Bareng Komunitas Bonsai dan Batu Akik, Wali Kota Madiun Ajak Ramaikan Lapak
Ratusan Pelamar Daftar Pendamping RT Keren di Kota Blitar
Maggot Dilirik Sebagai Solusi Pengelolaan Sampah di Magetan, Ini Kata Wali Kota
Hidden Gems Kuliner Olahan Daging Kambing di Magetan, Ada Sate hingga Gule, Porsi Kenyang Harga Merakyat!
Melintasi Hutan di Ngimbang, Sopir Truk Asal Tuban Jadi Korban Pelemparan Batu Orang Tidak Dikenal, Begini Cer
Resmikan Gedung Baru Kelurahan Kemasan, Wali Kota Kediri : Semangat Baru Untuk Beri Pelayanan Masyarakat
Lantik Anggota PPS, Bupati Kediri Berpesan Jaga Marwah KPU Kabupaten Kediri
Hadiri Pelantikan PPS, Bupati Jombang Ingatkan Mereka Jangan Main Mata dengan Parpol