Enam Alat Sistem Peringatan Dini Bencana di Trenggalek Rusak, Diperbaiki Secara Bertahap

- Rabu, 25 Januari 2023 | 14:38 WIB
Petugas saat memperbaiki alat EWS yang rusak  (angga/memo)
Petugas saat memperbaiki alat EWS yang rusak (angga/memo)

 

Trenggalek, KORANMEMO.COM - Sebanyak enam alat Sistem Peringatan Dini (early warning system) bencana yang terpasang di sejumlah titik di Bumi Menak Sopal rusak. Kerusakan alat yang berfungsi mendeteksi tanda tanda awal kejadian alam itu disebabkan banyak faktor, mulai dampak bencana hidrometeorologi beberapa waktu lalu hingga faktor lainnya.

Enam alat Sistem Peringatan Dini yang rusak itu tersebar di beberapa titik. Yakni satu alat Sistem Peringatan Dini tsunami yang di pasang di Desa Nglebeng sekitar Pantai Konang di Kecamatan Panggul dan tiga alat Sistem Peringatan Dini bencana tsunami yang terpasang di kawasan pesisir Kecamatan Munjungan, tepatnya di Desa Masaran, Masjid Jami dan Mushola Ngadipuro di Desa Craken.

“Satu alat EWS (Early Warning System) di Panggul milik BPBD Provinsi rusak. Selain itu tiga EWS milik BPBD Trenggalek di Kecamatan Munjungan sementara juga belum berfungsi dikarenakan link tower di Jedeg Desa Ngadimulyo Kecamatan Kampak roboh terkena angin kencang,” kata Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Admono, Rabu (25/1/2023).

Baca Juga: Gudang Makanan dan Minuman di Babat Lamongan Dibobol Pencuri, Pelaku Bawa Kabur Uang Rp 373 Juta

Selain empat EWS tsunami yang rusak, satu EWS tanah longsor yang dipasang di Desa Dawuhan Kecamatan Trenggalek milik ESDM dan satu EWS tanah longsor di Desa Depok Kecamatan Panggul juga dilaporkan rusak. Triadi menyebut, saat ini pihaknya bersama BPBD Provinsi Jawa Timur sedang mengupayakan perbaikan alat sistem pendeteksi dini bencana itu secara bertahap.

EWS longsor di Desa Depok hari ini masih dalam tahap perbaikan. Nantinya bertahap serta perawatan rutin,” imbuhnya.

Selain enam alat EWS itu, lanjut Triadi, pemerintah memasang alat pendeteksi dini lainya di sejumlah titik. Meliputi tiga EWS tsunami yang di pasang di sekitar Hotel Prigi, Balai Desa Karanggandu dan musala Pantai Karanggongso di Kecamatan Watulimo, satu EWS longsor di Desa Sumurup Kecamatan Bendungan, satu EWS banjir di Kelurahan Kelutan di bantaran Sungai Ngasinan. Selain di Sungai Ngasinan, juga dipasang satu EWS milik ESDM Provinsi di Desa Jajar Kecamatan Gandusari.

Baca Juga: Sebaran Virus Chikungunya di Tulungagung Terlalu Jauh, Diduga Dikarenakan Mobilitas Masyarakat

“Untuk tiga EWS di Kecamatan Watulimo milik BMKG, EWS milik BPBD Provinsi di Sumurup dan EWS di Sungai Ngasinan milik BBWS (Brantas) dan lainnya kondisinya normal,” kata Triadi.

Pemasangan EWS itu sebagai upaya mitigasi bencana, lantaran Kabupaten Trenggalek menjadi daerah yang berpotensi dilanda bencana alam. Kondisi itu salah satunya dipengaruhi oleh topologi wilayah yang mayoritas didominasi kawasan pegunungan dan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.

Meski sejumlah alat pendeteksi dini bencana itu rusak dan masih diperbaiki, Triadi mengimbau masyarakat untuk tidak resah. Selain melalui EWS, pihaknya juga melakukan upaya mitigasi lainnya melalui informasi perkembangan cuaca dan potensi-potensi bencana yang disampaikan secara berkala.

Baca Juga: Cegah Kecelakaan, Personil Satlantas Polresta Malang Kota Cepat Bersihkan Tumpahan Solar di Jalan Kota Malang

“Kami juga membentuk desa tanggap bencana, kami berikan edukasi dan lakukan simulasi agar masyarakat menjadi lebih peka akan potensi-potensi-bencana sehingga dampaknya bisa diminimalisir. Kita sudah pasang juga jalur-jalur evakuasi jika bencana alam sewaktu-waktu terjadi dan mitigasi-mitigasi lainnya,” pungkasnya.***

Reporter : Angga Prasetya
Editor : Hadiyin

Halaman:

Editor: Koran Memo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X