• Sabtu, 30 September 2023

Ini Loh Konsekuensi Dari Politik Identitas Dalam Perpecahan Sosial dan Konflik di Masyarakat

- Selasa, 19 September 2023 | 00:20 WIB
Ilustrasi konsekuensi dari politik identitas pada perpecahan sosial dan konflik di masyarakat
Ilustrasi konsekuensi dari politik identitas pada perpecahan sosial dan konflik di masyarakat

KORANMEMO.COM - Istilah politik identitas adalah bentuk politik yang berfokus pada identitas kelompok tertentu, seperti suku, agama, ras, jenis kelamin, atau orientasi seksual.

Di era globalisasi ini, politik identitas semakin mempengaruhi perpecahan sosial dan konflik di masyarakat.

Meskipun politik identitas dimaksudkan untuk memberdayakan kelompok yang selama ini dianggap marginal, namun ia juga dapat memiliki konsekuensi negatif yang serius.

Dibawah ini adalah beberapa contoh konsekuensi dari politik identitas dalam perpecahan sosial dan juga konflik yang terjadi di masyarakat.

Baca Juga: Inspirasi Resep Jamur untuk Lauk Sehari-hari, Dijamin Enak Bund!

1. Meningkatnya polarisasi dan perpecahan di masyarakat.

Ketika kelompok yang berbeda secara ideologi atau budaya berjuang untuk mendapatkan kepentingan mereka, seringkali berakhir dengan permusuhan, kebencian, dan ketidakpahaman di antara kelompok tersebut.

Rasa solidaritas dan persatuan dalam kehidupan sosial semakin terancam karena masing-masing kelompok berjuang untuk mendapatkan kemenangan dalam politik identitas.

2. Menghambat dialog antar kelompok yang berbeda.

Padahal, dialog dan pemahaman adalah kunci utama untuk menciptakan kedamaian dan harmoni dalam masyarakat yang heterogen.

Politik yang berlebihan atau radikal bisa menghalangi upaya dialog dan kerjasama antar kelompok.

Hal ini karena masing-masing kelompok merasa harus mempertahankan kepentingan dan identitas mereka sendiri.

3. Mempengaruhi penyebaran stereotip dan prasangka dalam masyarakat.

Ketika sejumlah kelompok saling berlawanan dalam politik, mereka cenderung memperkuat pandangan negatif dan berusaha menggambarkan kelompok lain secara stereotip, sehingga menghasilkan prasangka yang lebih dalam.

Halaman:

Editor: Shadinta Aulia Sanjaya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X