Peran Politik Identitas, Pendorong Konflik atau Rasa Kebanggaan?

KORANMEMO.COM - Dalam konteks modern, politik identitas merujuk pada penggunaan identitas kelompok tertentu, seperti etnis, agama, atau gender, sebagai basis untuk memperoleh pengaruh politik dan mempengaruhi kebijakan publik.

Simak artikel ini hingga selesai untuk mengetahui tentang politik identitas secara detail dan mendalam.

Sejak beberapa dekade terakhir, politik identitas telah menjadi salah satu tema yang dominan dalam arena politik global, dan muncul sebagai pendorong utama konflik dan rasa kebanggaan di berbagai belahan dunia.

Adanya politik identitas dapat dianggap sebagai pendorong konflik karena menciptakan jurang dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan identitas.

Baca Juga: Mendadak, Seluruh Pegawai Bakesbangpol Lamongan Lakukan Tes Urine, Ada Apa?

Ketika kelompok yang berbeda bersaing untuk memperoleh kekuasaan politik dan kontrol atas sumber daya, terjadi persaingan yang meningkatkan kemungkinan konflik fisik atau verbal.

Contohnya dapat dilihat dalam sejarah banyak negara yang mengalami perang saudara atau perpecahan social yang sangat patrialis.

Perpecahan etnis di Rwanda pada tahun 1994 dan konflik antara Hindu dan Muslim di India adalah contoh nyata dari peran politik ini sebagai pendorong konflik.

Namun, politik ini juga bisa menjadi pendorong rasa kebanggaan yang positif. Politik dapat memperkuat solidaritas dalam kelompok yang sama, memberikan identitas dan kohesi sosial kepada individu yang mungkin merasa terpinggirkan.

Misalnya, gerakan feminis dan hak-hak LGBT telah menghasilkan kemajuan besar dalam mencapai kesetaraan gender dan seksual di masyarakat.

Politik juga dapat memperjuangkan kepentingan dan hak-hak kelompok minoritas, yang dapat memberikan rasa kebanggaan dan kedamaian bagi kelompok tersebut.

Baca Juga: Simpel Banget Bund! Ini Resep Jamur yang Mudah Dipratekkan di Rumah

Selain itu, politik ini juga berperan dalam menciptakan kesadaran akan pluralisme dan diversitas dalam masyarakat.

Dalam menghormati dan menghargai perbedaan identitas, politik ini juga dapat mempromosikan pengakuan dan toleransi terhadap berbagai kelompok minoritas yang seringkali diabaikan atau dijauhi.