koranmemo.com – Mendengar nama kitab Dalail al-Khairat, tentu ada beberapa dari kaum muslim yang merasa asing. Namun sebenarnya, kitab Dalail al-Khairat merupakan kitab yang terkenal dikalangan para ulama dan orang-orang shaleh. Bahkan mereka mengamalkan salah satu isi kitab Dalail al-Khairat yakni berpuasa 3 tahun berturut-turut tanpa putus.
Dalail al-Khairat merupakan kitab berisi kumpulan sholawat yang disusun oleh Syaikh Abu Abdullah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli (w. 870 H.). Beliau adalah Ulama yang beraliran tarekat Syadziliyah. Syaikh al-jazuli juga merupakan wali besar yang memiliki banyak karomah.
Kitab Dalail al-Khairat merupakan kitab yang dikarang atas dasar kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun terdapat kisah menarik yang melatarbelakangi Syaik al-Jazuli dalam menulis kitab Dalail al-Khairat.
Dalam kitab Jami karamat al-Auliya’, Syekh Yusuf An-Nabhani menjelaskan bahwasanya Syaikh Al-Jazuli bertemu dengan seorang gadis kecil dalam suatu kesempatan yang tidak disengaja.
Tidak berselang lama, gadis kecil ini kemudian terlihat berdiri di tempat yang tinggi. Syaikh al-jazuli bertanya, “siapa engkau?”. Gadis itu pun menjawab pertanyan Syaikh al-Jazuli seraya menyinggung, “engkau ini adalah laki-laki yang banyak dipuji oleh orang karena kebaikan. Tetapi mengapa engkau tampak kebingungan hanya karena tidak ada air yang keluar dari dalam sumur ?”
Perempuan kecil itu kemudian meludah ke atas tanah. Atas izin Allah swt., air menyembur ke permukaan. Syeikh al-Jazuli pun berwudhu menggunakan air yang muncul karena karomah tersebut.
Mendengar jawaban sepuitis itu, hati Syaikh al-Jazuli tergetar,lalu bertekad akan mengarang kitab yang berisi pujian-pujian puitis kepada nabi Muhammad SAW.
Pengamalan kitab Dalail al-Khairat sebagai wirid kerap dibarengi dengan tradisi puasa tahunan (Shaum ad-Dahr). Tradisi ini banyak terlaku di Indonesia dan Timur Tengah. Tradisi ini kemudian dikenal dengan sebutan Puasa Dalail.
Puasa Dalail dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut dibarengi dengan pembacaan kitab Dalail al-Khairat setiap hari. Seseorang yang hendak melaksanakan puasa Dalail, harus terlebih dahulu meminta ijazah kepada guru atau lebih dikenal dengan mujiz.
Pondok Pesantren di Jawa tengah yang terkenal akan puasa Dalilnya adalah Pondok pesantren Darul Falah Kudus. Sedangkan di Jawa Timur, Pondok Pesantren yang terkenal dengan amalan dalail dan puasanya adalah Pondok Pesantren Lirboyo dan Ploso
Dalil puasa Dalail al-Khairat memang tidak terdapat dalam hadits Nabi secara jelas, namun Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai puasa setahun penuh dan fadhilah yang bisa didapat jika kita melaksanakannya.
Seperti yang dikutip oleh imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin bahwasanya diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari
مَنْ صَامَ الدَّهْرَ كُلَّهُ ضُيِّقَتْ عَلَيْهِ جَهَنَّمُ وَ قَعَدَ تِسْعِيْنَ
Artinya : Barang siapa yang berpuasa selama setahun penuh, maka disempitkan padanya (masuk) neraka jahannam.
Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin dijelaskan bahwasanya puasa selama setahun penuh tidak dimakruhkan asalkan memenuhi dua perkara,yang pertama tidak berpuasa ketika hari idul fitri dan adha serta hari-hari tasyrik.
Jika dalil di atas kita analogikan pada puasa Dalail al-Khairat, maka akan akan menemui titik temu. Dimana puasa Dalail al-Khairat juga merupakan puasa yang dilaksanakan dalam waktu setahun penuh bahkan tiga tahun.
Selain keutamaan yang didapat ketika menjalankan ibadah puasa, membaca kitab Dalail al-Khairat juga memperoleh keutamaan karena kitab Dalail al-Khairat merupakan kitab kumpulan sholawat.
Abul Qasim as-Subki dalam kitab ad-Durr al-Munazhzham fi al-Mawlid al-Mu'azhzham meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah saw.,
مَنْ صَلَّى عَلَى رُوْحِ مُحَمَّدٍ فِي الْأَرْوَاحِ، وَعَلَى جَسَدِهِ فِي اْلأَجْسَادِ، وَعَلَى قَبْرِهِ فِي الْقُبُوْرِ، رَآنِي فِي مَنَامِهِ، وَمَنْ رِآنِي فِي مَنَامِهِ رَآنِي فِي الْقِيَامَةِ، وَمَنْ رَآنِي فِي الْقِيَامِةِ شَفَعْتُ لَهُ، وَمَنْ شَفَعْتُ لَهُ شَرَبَ مِنْ حَوْضِي، وَحَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النَّارِ”
Artinya: Barang siapa bersholawat kepada Ruh Muhammad di alam arwah, kepada jasadnya (Muhammad) di alam jasad, kepada kuburannya (Muhammad) di kubur, maka ia akan melihatku di dalam mimpinya, dan barangsiapa yang melihatku di dalam mimpi maka ia akan melihatku di hari kiamat, dan barangsiapa yang melihatku di hari kiamat, aku akan memberinya syafaat, dan barangsiapa yang aku beri syafaat maka ia akan minum di telagaku, dan Allah akan haramkan jasadnya dari api neraka.”
Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin terdapat hadis lain yang menjelaskan keutamaan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi
عن ابن مسعود رضي الله عنه قال رسول الله : إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِيْ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً رواه ترمذي
Artinya : Dari Ibnu Mas'ud R.A : sesungguhnya paling utamanya manusia bagiku adalah mereka yang paling banyak membaca shalawat kepadaku. H.R. Tirmidzi.
Demikian penjelasan mengenai kitab Dalail al-Khairat dan tradisi puasa dalail. Semoga kita mendapatkan keberkahan dari Syaikh al-Jazuli dan Kitab Dalail al-Khairat. Aamiin.***
Penulis : Suhaidi
Artikel Terkait
Kang Marhaen Hadiri Anniversary ke-33 CB Anti Tobat
Drama Korea Big Mouth Tamat! Ini Tanggapan Produser tentang Season 2: Masih Terlalu Dini
Kapolresta Malang Pimpin Upacara Sertijab Kapolsek Lowokwaru
Tersesat 4 Hari di Gunung Arjuno, Pendaki Ini Melihat Kerajaan Ghoib
Satu Paket PEN Harus Tender Ulang, Ini Kata DPUPR Ponorogo
5 Rekomendasi Kuliner Bali yang Terkenal Enak dan Legendaris. Wajib Mampir Jika Kesini!
Pernyataan Sikap Jurnalis/Wartawan Kediri Terkait Kekerasan Terhadap Suporter Arema FC
Bupati Lamongan : Kolaborasi Stakeholder Tingkatkan Keselamatan Transportasi
Jangan Membenci Hari Senin, Ini Keutamaan dan Amalan yang Baik Dikerjakan di Hari Senin, Ini Ulasannya
Anda Suka Menu Makanan Berbahan Jamur ? Resep Tumis Jamur Tiram ala Chef Martin Praja layak Dicoba